Thursday, October 16, 2014

Ketika kakak dan adik perang

Terjadi keributan di kamar mandi, saat kakak plg sekolah dan bersih2 untuk kemudian sholat dzuhur. Rupanya si adik berebut gayung,pdhal dikamar mandi sdh ada 3 centong pilihan yg bs digunakan masing2😅😅. Aah dipikir biarkan sajalah, ternyata perang berlanjut, si adik mencakar kakak, dan si kakak mencubit adik,yess saatnya bertindak, berusaha memisahkan. Kedudukan 1:1 si kaka merah lengannya, si adik luka tangannya, bingung mau ngomong apalagi (udh keseringan ngomong soalnya 😓). Adik sdh bs melawan dan membela diri sekarang, kadang lebih ekstrim tindakannya, sejauh ini saya hanya berusaha mencegah dan mengarahkan, sengaja agar terbiasa  ada kesadaran dari si kakak kalau habis perang, karena berhubung adik msh kecil minimal si kakak belajar menjelaskan kronologinya. Saya berusaha gak langsung ingin menyalahkan dan menghakimi tanpa bukti, tapi melihat sikonnya juga siapa tersangka siapa korban, krn ketika saya menembak sekonyong2 kakak yg bersalah, efeknya si adik selalu dibela, si kaka jadi belajar untuk berbohong mengarang cerita indah demi menyelamatkan diri. Untuk menghindari hal tsb, makanya saya berusaha utk berada dipihak netral. Karena si adik sdh mulai mengerti, saya rasa sdh bs utk dinasehati jika tindakannya tdk baik. Sudah mencoba juga untuk menerapkan standar perang 1msh batas saling kesel dan dongkol main salah2an, msh oke (itung2 latihan menata hati dan emosi), standar perang 2 dpt sinyal kuning sudah mulai dorong, toyor dan mata saya pun mendelik sinis. Sementara standar perang 3 sdh menyakiti secara fisik misal memukul, mencubit mencakar, saatnya menjadi wasit 😤.
Singkat cerita saat adik sedang tidur, si kakak melihat tangan adik yg luka akibat di cubit kakak pakai kukunya, ada yg menggetarkan hati, tangannya adik di belai lembut oleh kakak sambil mengusap2 keningnya adik 😂😂. 
Begitu bangun, bercanda seperti biasa, dan keributan dimulai lagi, kali ini si kakak mendorong adik, adik terjatuh lalu menangis 😣😣😣😣 (never ending story).
Jadi seperti itu kiranya, dalam kehidupan bersaudara pasti akan selalu ada pertengkaran, diingatkan info dari grup sebelah yg dikutip dari buku abah ihsan ini namanya sibling rivalry. Berikut kutipannya
"Bhkn mgkn smpai ratusan kali lebih pertengkaran antara adik kakak lebih sering dibandingkan dengan tmn sebaya. Hal ini tjd krn mereka tau bahwa ADIK atau KAKAKnya AKAN SELALU ADA, tdk akan pergi.

Adik kakak yg bermain bsama meskipun saling mengejek, memiliki hub yg lebih dekat drpd adik kakak yg bermain terpisah. Lebih baik berisik krn bertengkar daripada damai tp berpisah (tdk mnyapa/ bgaul krn slg benci). KONFLIK baik bagi anak ketika ia dilatih utk dpt menyelesaikan. Ortu tdk boleh selalu menyelesaikan konflik anak, dan tdk ada istilah "kakak hrs mngalah pd adik krn adik msh kecil", hal spt ini menunjukan ketidakadilan. 

Bantu anak utk bsa mengelola konflik dengan baik:
1. Bersahabat dengan konflik
2. Libatkan anak
3. Aturan yg jelas
4. Syarat melindungi anak (anak tdk boleh dibela ketika sdh bisa membedakan tangan kanan/kiri kira2 usia 3-5th)
5.  Fokuskan pikiran anak pd saling mencintai
 Saya yakin koq adik kakak ini saling menyanyangi saling melindungi dan saling peduli satu sama lainnya. Cuma itu tadi, gak nyenggol rasanya gak komplit bagi mereka 😝
Semoga bermanfaat 😊

No comments:

Post a Comment