Thursday, October 16, 2014

Mari berpikir ulang

Hmmm agak kaget begitu banyak yg friend request, tp koq gak dikenal yah, begitu liat profilnya.. Ooh paham. Ketika begitu banyak yg menawarkan bisnis, dari sekian banyak bisnis jd bertanya kenapa hanya itu dan itu lagi. Tidaaak, saya bukan alergi bisnis, tapi sejenak saya membayangkan sadar tidak sadar negara kita sdh menjadi pangsa besar pasar produk2 luar tsb. Lantas bagaimana produk lokal akan bertahan ketika jaringan bisnis produk impor semakin meluas. Saya tahu saya paham, dalam bisnis yg dituju itu uang dan uang (hari gini siapa yg gak butuh duit). Dan saya tahu kerjasama bilaterlal ini mengguntungkan setidaknya membuka lap kerja di Indonesia, tp lapas dari itu ada sesuatu yg mengancam keberlangsungan produk lokal baik ysg sdh SNI maupun yg blm. 
Yang msh anget bgt kmrn diinfokan beberapa list terkait boikot produk israel, ooh begitu saya baca hampir produk2 israel tsb yg menopang produk pokok di Indonesia, setelah sekian lama baru tersadar selama ini saya pribadi bergantung pd beberapa produk israel (air minum, diapers, shampoo dsb) sambil terus berpikir saya melakukan survey kecil thdp beberapa produk impor dan produk lokal, bagaimana hebatnya marketing produk impor telah mencuci otak kita bahwa produk mereka lah yg terbaik terunggul, dan merknya sdh terekam rapi dlm memori kita. kalau sdh begini bagaimana produk lokal SNI mau mendapat kepercayaan dari masyarakat lah sementara produk impor semakin merajalela mengambil hati masyarakat Indonesia. 
Di pinggir jalan di jatiwaringin saya melihat ada warung ayam goreng yg pdhal tempat dan fasilitasnya sdh oke (menurut saya) rasanya juga enak, eeeh tapi kenapa sepiii yah, sementara disanaan dikit warung waralaba ayam goreng abah  mekduy penuh dengan kunjungan orang, dan lagi ini bukti bahwa otak kita telah tercuci dgn merk dagang tsb.. (Entahlah sulit mendeskripsikan)..
Lalu bagaimana produk lokal akan bertahan, sementara yg kita gunakan, kita banggakan bahkan kita jual adalah produk impor semua (sebegitu kejamkah pasar bebas). Contoh simple kosmetik lah (gak mau ngejelasin, udh tau yah). Bagaimana ketika orang bangga dengan baju zero yg mereka beli dgn harga mihil, inj jg yg menjadi motivasi saya utk belajar menjahit, ketika mensugesti diri utk bisa memproduksi baju acha noah dgn brand sendiri (mohon aamiinkan).
 Lalu bagaimana mau mengajarkan anak agar bangga dgn produk dalam negeri kalau yg kita jual /kita pakai bukan produk dlm negeri. Iyaa sih msh banyak jalan menuju roma utk mengajarkan anak bukan hanya bangga tp terbiasa menggunakan  produk dalam negeri agar keberadaan produk dlm negeri tetap bs bertahan dan bersaing. Iya saya tahu, banyak juga koq peluang bisnis dan  waralaba atau MLM produk lokal karya anak bangsa, tapi ya itu tadi merk dagangnya masih kalah booming dgn produk impor... 
Lantas saya berpikir utk mulai mengajak anak berpikir kritis, bahwa kamulah nak nanti yg harus menciptakan ide utk membuat bisnis produk sendiri (bukan produk jualan negara lain) dan harus yakin dan bisa   Bersaing dgn mereka, kamulah nak nanti yg harus menemukan metode marketing yg tidak kalah hebatnya dgn mereka, kalau perlu gantian negara merekalah yg kamu jadikan pangsa pasar terbesarnya. Ketika kamu harus tahu kita ini sdg terjajah dinegara sendiri atas penguasaan produk2 pokok merk impor, saya yakin rasa nasionalisme mu akan muncul utk melahirkan ide2 hebat menciptakan peluang bisnis 

No comments:

Post a Comment